Judul : Tips Menjadi Fotografer :
link : Tips Menjadi Fotografer :
Zaman sekarang banyak orang yang memilki cita cita menjadi seorang fotografer. Karena selain dapat menghasilkan uang yang tidak sedikit, juga merupakan pekerjaan yang terbilang cukup santai. Bila anda ingin menjadi seorang fotografer handal, berikut adalah hal yang harus anda perhatikan
- Punya otot leher yang kuat
Ini adalah persyaratan utama, makanya saya simpan di nomer 1. Kenapa? Karena kamera DSLR itu lumayan berat. Apalagi kalau sudah ditambah aksesori tambahan seperti flash dan battery grip. Belum lagi kalau kameranya dipasangi lensa tele yang besar, panjang dan berat. Tidak percaya? Coba saja kalungkan kamera DSLR + flash + battery grip + lensa 70-200 mm lalu biarkan selama satu jam. Dijamin leher anda akan terasa sakit. Hehehe.. - Otot-otot lainnya juga harus kuat
Kenapa? Kalau tidak sedang dikalungkan, kamera pasti dimasukkan ke dalam tas. Yang tersiksa bukan cuma otot leher juga, tapi juga otot bahu dan punggung yang harus menopang tas berisi kamera tersebut. Kaki juga lama-lama akan terasa pegal karena membawa tambahan beban yang cukup lumayan.
Baca Juga
kalo seperti gambar diatas, dijamin mencapai 5kgMari menyambut encok dan sakit punggungKuat modal
Harga kamera dan peralatannya tergolong mahal. Kamera DSLR second saja harganya minimal 3 juta ke atas. Kalau menyewa pun, harganya berkisar dari 200 ribu per harinya. Kalau modalnya kulit badak, bisa saja meminjam kamera teman setiap akan memotret. Cuma, urat malu kita harus dipotong terlebih dahulu.Kalau tidak punya modal membeli dan malu meminjam kamera, cobalah untuk bekerja di industri yang berhubungan erat dengan dunia fotografi. Misalnya di media cetak, media elektronik, advertising, dll. Biasanya tempat-tempat seperti ini punya kamera inventaris untuk dipakai bekerja oleh karyawannya. Cuma, mau tak mau harus punya modal skill dan mental yang cukup untuk bertahan disana.Menjadi fotografer tidak selalu harus memiliki kamera. Saya pribadi tidak memiliki kamera. Bahkan kamera pocket pun tidak. Saya setiap hari memotret memakai kamera kantor. Gratis, dan dibayar pula. Hehehe..Semua ini bisa ditukar dengan sebuah rumah tipe 36 Jangan asal jepret
Saya sering menemukan orang-orang yang ‘trigger happy’ dengan kameranya. Memotret dengan mode ‘burst shooting’ sehingga kameranya berbunyi seperi senapan mesin. “Klak! Klak! Klak! Klak! Klak!” Tapi waktu saya mengintip orang itu mem-preview hasilnya, tampak kalau hasilnya sama saja dengan memotret memakai kamera handphone. Buram, blur, dan tidak jelas.Padahal, pada kamera DSLR dikenal istilah ‘shutter count’ alias berapa kali sudah kamera itu dipakai memotret. Setelah sekian puluh ribu jepretan, shutter unit akan rusak dan harus diganti. Dan minimal harganya sekitar 1 juta, makanya sayang kalau dihabiskan untuk memotret dengan sia-sia
Harga kamera dan peralatannya tergolong mahal. Kamera DSLR second saja harganya minimal 3 juta ke atas. Kalau menyewa pun, harganya berkisar dari 200 ribu per harinya. Kalau modalnya kulit badak, bisa saja meminjam kamera teman setiap akan memotret. Cuma, urat malu kita harus dipotong terlebih dahulu.Kalau tidak punya modal membeli dan malu meminjam kamera, cobalah untuk bekerja di industri yang berhubungan erat dengan dunia fotografi. Misalnya di media cetak, media elektronik, advertising, dll. Biasanya tempat-tempat seperti ini punya kamera inventaris untuk dipakai bekerja oleh karyawannya. Cuma, mau tak mau harus punya modal skill dan mental yang cukup untuk bertahan disana.Menjadi fotografer tidak selalu harus memiliki kamera. Saya pribadi tidak memiliki kamera. Bahkan kamera pocket pun tidak. Saya setiap hari memotret memakai kamera kantor. Gratis, dan dibayar pula. Hehehe..Semua ini bisa ditukar dengan sebuah rumah tipe 36
Saya sering menemukan orang-orang yang ‘trigger happy’ dengan kameranya. Memotret dengan mode ‘burst shooting’ sehingga kameranya berbunyi seperi senapan mesin. “Klak! Klak! Klak! Klak! Klak!” Tapi waktu saya mengintip orang itu mem-preview hasilnya, tampak kalau hasilnya sama saja dengan memotret memakai kamera handphone. Buram, blur, dan tidak jelas.Padahal, pada kamera DSLR dikenal istilah ‘shutter count’ alias berapa kali sudah kamera itu dipakai memotret. Setelah sekian puluh ribu jepretan, shutter unit akan rusak dan harus diganti. Dan minimal harganya sekitar 1 juta, makanya sayang kalau dihabiskan untuk memotret dengan sia-sia
Mantep kan mas brow artikel :Tips Menjadi Fotografer :
,.. Tips Menjadi Fotografer : kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah kalau Blegitchu, sampai jumpa di postingan artikel lainnya Jangan lupa Share yaaa. Kawulo Alit manunggaling Gusti..
Donasi web ini silahkan hubungi aksarakuning@gmail.com, seikhlasnya, yang penting membantu membangun dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Anda sekarang membaca artikel Tips Menjadi Fotografer : dengan alamat link https://pendidikan-tld.blogspot.com/2013/04/tips-menjadi-fotografer.html
0 Response to "Tips Menjadi Fotografer :"
Posting Komentar