Flashdisk Video Edukasi Islami Berisi 500 Lebih Video Edukasi.. Flashdisk 16GB Sandisk ORIGINAL garansi 5 Tahun. Gratis 1 OTG Dengan potongan 12%! Hanya Rp74.800. Dapatkan sekarang juga di Shopee! klik link ini langsung ke Shopee  VIDEO EDUKASI ISLAMI atau klik wa 081296355567 untuk WA ke Admin langsung Paket Flashdisk Video Edukasi Anak Muslim 16GB + Bonus OTG



Flashdisk Video Edukasi Islami Berisi 500 Lebih Video Edukasi.. Flashdisk 16GB Sandisk ORIGINAL garansi 5 Tahun. Gratis 1 OTG Dengan potongan 12%! Hanya Rp74.800. Dapatkan sekarang juga di Shopee! klik link ini langsung ke Shopee  VIDEO EDUKASI ISLAMI atau klik wa 081296355567 untuk WA ke Admin langsung Paket Flashdisk Video Edukasi Anak Muslim 16GB + Bonus OTG



BELAJAR DARI PEMARAH

BELAJAR DARI PEMARAH - Sahabat Dunia pendidikan Indonesia, Pada Artikel pendidikan yang anda baca kali ini dengan judul BELAJAR DARI PEMARAH, team telah mencoba mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasinya. mudah-mudahan isi artikel saya ini, Artikel LAYANAN PRIMA, yang sudah dipersiapkan dan kami tulis ini dapat bermanfaat. Selamat membaca, jangan lupa SHARE dan Bookmark agar mudah mencari artikel ini.

Judul : BELAJAR DARI PEMARAH
link : BELAJAR DARI PEMARAH

Baca Juga


Sejak mendirikan lembaga pendidikan, saya sudah ratusan kali ketemu orang yang marah-marah dengan segala ekspresinya, dengan segala sebab dan alasannya. Masa-masa sejak mendirikan sekolah merupakan episode pertunjukan kemarahan paling banyak dan paling sering yang  pernah kutemui seumur hidup. 
Ada beragam ekspresi kemarahan. Ada yang kadarnya ringan-berat, ada yang lama-sebentar, ada yang seakan dibawa sampai mati, ada yang ekspresif, ada yang diam-diam. Ada yang marah dengan cara kasak-kusuk, ada yang ngomel, ada yang nyerocos asal bicara, ada yang memaki-maki, ada yang mengumpat-umpat, ada yang mengundurkan diri tiba-tiba alias "mutung", ada yang mengancam-ancam, dan ada pula yang diam-diam menjegal. Pokoknya komplit!

Hampir semua jenis orang pernah marah padaku dan lembaga pendidikanku secara langsung ataupun tidak. Wali murid, guru, pegawai, tetangga, bahkan beberapa kali guru sekolah dan aparat dinas yang  tidak pernah kenalpun ada yang pernah mengumbar amarahnya.
Pada awalnya, amarah mereka terasa dan begitu mempengaruhiku, tapi lama kelamaan amarah orang menjadi hal biasa buatku. Mungkin itu karena terlalu seringnya kena damprat orang. He, he, he...
Yang pasti kemarahan orang tak lagi membuat nyali menjadi ciut, bahkan membuat pribadi terasa kian dewasa dan kuat. Belajar dari peristiwa demi peristiwa membuat aku bahkan menjadi sedikit apriori. Aku yakin orang yang mudah mengumbar amarah pasti sedang bermasalah dengan dirinya sendiri. 
Mereka hanya butuh melampiaskan emosi dengan cara menghukum orang lain, tak peduli apapun persoalannya. Orang yang sedang marah berarti sedang sakit jiwa, setidaknya kehilangan kendali atas emosinya. Penyebab kemarahan buka  orang lain, karena penyebab itu ada pada diri sang pemarah. Mereka hanya butuh sesuatu atau orang lain untuk memicu amarahnya. 
Mereka harus dikasihani dan bila sempat perlu diantar ke psikiater atau rumah sakit jiwa. Singkat kata, pemarah hanya butuh orang orang lain sebagai  korban ketidakwarasannya. Filosof dan psikolog klasik memandang kemampuan seseorang menempatkan amarah sebagai petunjuk tinggi-rendahnya kualitas mental seseorang. Mudahnya seseorang mengumbar amarah menunjukkan akal sehatnya sedang error, alias tidak berfungsi dengan baik. Dalam bahasa filsafat klasik, kemarahan menunjukkan nalar rasional (an-nafs an-nathiqah) dikalahkan oleh nalar emosional (an-nafs asy-syahwaniyah atau al-ghadlabiyah), sehingga tak mampu lagi menyikapi dan menyelesaikan masalah secara bijak.
Bila  bertemu orang yang sedang marah apapun bentuknya, maka pahamilah bahwa kita sebenarnya sedang apes saja, karena harus bertemu wong edan (orang gila), sedang kumat gendhenge (sakit gilanya sedang kambuh), minimal orang yang akal sehatnya sedang kehilangan kontrol atas emosinya.
Mungkin sedikit sarkastik. Saran terbaik menyikapi amarah adalah sing gendheng ben gendheng (yang gila biar gila), tidak perlu ikut-ikutan gendheng (gila). Petuah orang tua dulu, Sing waras ngalah (yang normal alias tidak gila sebaiknya mengalah). 
Semoga bermanfaat.



Mantep kan mas brow artikel :BELAJAR DARI PEMARAH

,.. BELAJAR DARI PEMARAH kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah kalau Blegitchu, sampai jumpa di postingan artikel lainnya Jangan lupa Share yaaa. Kawulo Alit manunggaling Gusti.. Donasi web ini silahkan hubungi aksarakuning@gmail.com, seikhlasnya, yang penting membantu membangun dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Anda sekarang membaca artikel BELAJAR DARI PEMARAH dengan alamat link https://pendidikan-tld.blogspot.com/2012/06/belajar-dari-pemarah.html

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "BELAJAR DARI PEMARAH"

Posting Komentar