Flashdisk Video Edukasi Islami Berisi 500 Lebih Video Edukasi.. Flashdisk 16GB Sandisk ORIGINAL garansi 5 Tahun. Gratis 1 OTG Dengan potongan 12%! Hanya Rp74.800. Dapatkan sekarang juga di Shopee! klik link ini langsung ke Shopee  VIDEO EDUKASI ISLAMI atau klik wa 081296355567 untuk WA ke Admin langsung Paket Flashdisk Video Edukasi Anak Muslim 16GB + Bonus OTG



Flashdisk Video Edukasi Islami Berisi 500 Lebih Video Edukasi.. Flashdisk 16GB Sandisk ORIGINAL garansi 5 Tahun. Gratis 1 OTG Dengan potongan 12%! Hanya Rp74.800. Dapatkan sekarang juga di Shopee! klik link ini langsung ke Shopee  VIDEO EDUKASI ISLAMI atau klik wa 081296355567 untuk WA ke Admin langsung Paket Flashdisk Video Edukasi Anak Muslim 16GB + Bonus OTG



SEDIKIT KEKACAUAN DI DARUSH SHOLIHIN

SEDIKIT KEKACAUAN DI DARUSH SHOLIHIN - Sahabat Dunia pendidikan Indonesia, Pada Artikel pendidikan yang anda baca kali ini dengan judul SEDIKIT KEKACAUAN DI DARUSH SHOLIHIN, team telah mencoba mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasinya. mudah-mudahan isi artikel saya ini, Artikel MANAGEMEN PENDIDIKAN, yang sudah dipersiapkan dan kami tulis ini dapat bermanfaat. Selamat membaca, jangan lupa SHARE dan Bookmark agar mudah mencari artikel ini.

Judul : SEDIKIT KEKACAUAN DI DARUSH SHOLIHIN
link : SEDIKIT KEKACAUAN DI DARUSH SHOLIHIN
Ini hari terhebat yang pernah aku lalui dalam mengelola lembaga Darush Sholihin. Kelihatannya kali ini baru benar-benar masalah.
Mengingat kinerjanya yang jauh dari memadai selama ini, akhirnya aku memberhentikan pak Helmi dari jabatan kepala sekolah dan memutasikan dia ke jabatan personalia yayasan. Ini benar-benar keputusan dengan pertimbangan profesionalitas saja, tidak lebih.
Pak Helmi memiliki kelebihan menonjol di bidang leadership dan kompetensi sosial. Itu sebabnya dia mampu menjalin komunikasi dan hubungan baik dengan banyak orang, terutama wali murid dan pejabat dinas pendidikan.
Masalahnya, kompetensi profesi yang dia miliki, baik berupa kompetensi edukatif, managemen, dan administratif sama sekali tidak memadai. Sekian tahun menjadi kepala sekolah, dia belum sekalipun mampu menyusun program kerja, bahkan untuk sub tugas pokok saja, program pembelajaran.
Dia tidak tahu administrasi keuangan, tidak tahu teknis pelaporan BOS, tidak tahu bagaimana melaksanakan supervisi. Praktis, semua tugas yang seharusnya menjadi bidang tugasnya, menjadi beban kami. Sementara itu setiap sukses yang diperoleh sekolah, dialah yang mendapatkan nama baik. Ironisnya, ini dia jadikan “senjata” untuk melawan keputusanku secara diam-diam.
Keputusan ini sendiri, secara ekonomis sebenarnya tidak merugikannya. Gajinya tidakberkurang. Dia bahkan bisa kerja sambilan diluar Darush Sholihin.
Hanya saja, rupanya masalah ini baginya bukan semata masalah uang, melainkan harga diri. Status sebagai kepala sekolah ternyata begitu berarti baginya. Dia hanya memiliki satu di antara dua pilihan. Jadi kepala sekolah atau tidak sama sekali.
Pak Helmi rupanya tidak terima atas keputusanku untuk memberhentikannya dari jabatan kepala sekolah. Secara diam-diam dia menggerakkan emosi wali murid yang dekat dengannya untuk menentang keputusanku. Aku bahkan tidak bisa membayangkan apa yang akan aku hadapi Sabtu besok.
Sikap sebagian wali murid menjadi tidak proporsional lagi dalam menyikapi keputusan ini, sebagaimana pak Helmi yang tidak bersedia melihat duduk permasalahan yang sebenarnya. Mereka menyikapi keputusan ini dengan mengedepankan emosi, sebagaimana halnya pak Helmi, apalagi istrinya, bu Yuli.
Yang jelas, aku tetap pada pendirianku. Aku harus mengakhiri praktik managemen sekolah yang menjadikan aku sebagai tumbal. Kepala sekolah harus bertanggung jawab sendiri terhadap pelaksanaan tugasnya.
Bagiku tidak pernting lagi, sekolah ini maju atau tidak. Apa untunya bagiku bila sekolah ini maju, sementara aku hanya jadi tumbal bagi nama baik orang lain? Aku yang bersusah payah, sementara orang lain yang sebenarnya tidak becus mengelola lembaga pendidikan menikmatinya. Lebih parah lagi, semua yang aku lakukan dan membesarkan namanya, dia gunakan sebagai senjata untuk melawanku.
Harus tegar
Aku tidak punya pilihan lain selain harus tegas dengan keputusan ini. Aku tidak mungkin tunduk pada mereka yang hanya mengedepankan emosi. Aku tidak mungkin menyerah pada mereka yang sebenarnya hanya “mbelani” pertemanan.
Aku yang tahu masalahnya. Aku pula yang harus menyelesaikannya. Mungkin akan ada beberapa kerugian yang harus kutanggung akibat prahara ini, tapi aku yakin, di setiap bencana selalu ada yang tersisa. Dari sanalah aku akan memulai kembali hidupku.
Aku yakin, inilah cara Tuhan memberikan jalan terbaik. Merekrut orang-orang gila hormat sangat beresiko, dan ini merupakan langkah kecil untuk membersihkan penyakit ini dari kehidupan lembaga pendidikanku ini. Semoga saja.


Mantep kan mas brow artikel :SEDIKIT KEKACAUAN DI DARUSH SHOLIHIN

,.. SEDIKIT KEKACAUAN DI DARUSH SHOLIHIN kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah kalau Blegitchu, sampai jumpa di postingan artikel lainnya Jangan lupa Share yaaa. Kawulo Alit manunggaling Gusti.. Donasi web ini silahkan hubungi aksarakuning@gmail.com, seikhlasnya, yang penting membantu membangun dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Anda sekarang membaca artikel SEDIKIT KEKACAUAN DI DARUSH SHOLIHIN dengan alamat link https://pendidikan-tld.blogspot.com/2009/10/sedikit-kekacauan-di-darush-sholihin.html

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

Related Posts :

0 Response to "SEDIKIT KEKACAUAN DI DARUSH SHOLIHIN"

Posting Komentar